Sebuah Sekolah untuk Para Binatang (Diceritakan kembali dari tulisan Thomas Amstrong)
Di tengah hutan belantara Sumatera berdirilah sebuah sekolah untuk para binatang dengan status "disamakan dengan manusia". Berbondong-bondong para binatang antara lain Elang, Tupai, Bebek, Rusa hingga katak ke sekolah tersebut untuk menuntut ilmu.
Proses belajar mengajarpun dimulai. Terlihat beberapa binatang unggul dalam mata pelajaran tertentu. Elang sangat lihai terbang. Tupai sangat gesit memanjat. Bebek piawai berenang. Rusa adalah murid yang pandai berlari. Lain lagi si katak sangat ahli menyelam. Begitulah awalnya mereka luar biasa dalam bidang tertentu.
Ternyata kurikulum sekolah mewajibkan mereka harus lulus di semua mata pelajaran dengan nilai minimal 8. Para binatang satu persatu mempelajari bidang lain yang tidak dikuasainya bahkan mungkin tidak disukainya. Apa yang terjadi? Burung Elang terlihat kehabisan napas saat belajar menyelam. Tupai terluka tubuhnya karena belajar terbang. Bebek memar dan rontok bulunya setelah pelajaran memanjat, demikian juga binatang lainnya.
Sialnya berkali-kali mereka belajar tidak juga menunjukkan hasil yang baik. Hal yang lebih disayangkan lagi adalah para binatang tersebut perlahan-lahan kehilangan bidang keahliannya. Elang mulai kehilangan keahlian terbangnya. Bebek tak bisa lagi berenang karena selaput di kakinya robek. Rusa tak kuat lagi berenang karena paru-parunya penuh dengan air saat pelajaran menyelam. Sayangnya tak satupun binatang lulus ujian dan justru mereka kehilangan kemampuan alamiah mereka.
Terdapat satu quote Albert Einstein yang perlu kita resapi:
Setiap anak jenius, namun jika kita menilai seekor ikan dari kemampuannya memanjat pohon. Dia akan berpikir dirinya bodoh sepanjang hidupnya.
Bahwa anak hebat itu bukan berarti kepalanya harus bisa seperti kalkulator yang bisa menghitung cepat. Nyatanya dalam kehidupan sehari-hari yang melakan tugas berhitung adalah teknologi kalkulator. Anak hebat bukanlah anak yang pandai fisika. Nyatanya seberapa sering dalam kehidupan sehari-hari kita akan menggunakan rumus massa jenis, pemuaian, suhu dan kalor?
Bayangkan anak-anak kita yang suka sekali berdiskusi kelak jadi anak hebat yang bisa berdiplomasi
Bayangkan anak kita yang suka membuat kerajinan kelak menjadi pengusaha kerajinan yang mengekspor produknya ke berbagai negara bahkan menyerap tenaga kerja.
Ada anak-anak yang suka berhitung, namun tidak suka kegiatan fisik. Sebaliknya ada anak-anak yang sangat suka kegiatan berhubungan dengan fisik dan di masa depan ia adalah atlet berbaga cabang olah raga dengan prestasi pemenang medali emas.
Semoga jadi pembelajaran bagi kita semua.
Salam Sayang Mama Citta-Prabu
(Sumber: Buku Rahasia Ayah Edy Memetakan Potensi Unggul Anak)
Komentar
Posting Komentar
Komentar yang baik-baik, karena tulisanmu adalah cerminan dirimu
(Saya berhak menghapus komentar jahat, berbau SARA dan pornografi)