Langsung ke konten utama

AGAR ANAK JUJUR

 


"Kak...kenapa tiap pulang sekolah pensil dan penghapus selalu hilang?
Hampir setiap hari saya berhadapan dengan kasus menghilangnya pensi dan penghapus serta alat tulis kecil-kecil milik si Sulung. Sekali beli pensil satu dusin dan dalam seminggu bisa habis.

Makin ditanya biasanya jawaban si Sulung akan makin belibet. Muter-muter jawabannya yang nyalahi kawannya dan berakhir dengan marah. 

Akhirnya saya mencoba trial adn error cara berkomunikasi dengan si Sulung. Kalau tanya "kenapa" untuk hal yang sudah terjadi, maka si bocah akan semakin membuat-buat alasan. Katanya pensilnya direbut temannya, jatuh di halamanlah atau ketinggalan di laci meja. 

Baik kalau begitu mari kita coba dengan pertanyaan yang diawali dengan "apa".
"Okay kalau pensil ilang-ilang terus gini, apa yang bisa kakak lakukan besok supaya pensilnya nggak ilang lagi?"

Dia dengan semangat menjawab,"Pensilku dikasih nama Ma!"

Baik akhirnya saya dan si Sulung sepakat dengan solusi tersebut. Masing-masing pensil kuberi nama dan kelas.

Lalu saya bertanya lagi,"Lalu ada cara lain lagi nggak Kak?"
Dia menjawab lagi,"Kalau lagi pelajaran dan butuh pensil, yang dikeluarkan satu pensil aja Ma." 

"Baik kita coba yaa...Semoga nanti aman pensilnya."

Salam sayang dari Mama Citta-Prabu (yang dulu jaman sekolah pensilnya ampe pendek banget dan disambung wkwkwk)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bayangan dalam Cermin

Kulihat sesosok yang darinya tak ada yang lebih besar Selain nafsu dan serakahnya Kulihat sesosok yang darinya tak ada yang lebih miskin Selain ilmunya Kulihat sesosok yang darinya tak ada yang lebih tinggi Selain kesombongannya Kulihat sesosok yang darinya tak ada yang lebih ciut Selain nyalinya untuk bangkit Kulihat sesosok yang darinya tak ada yang lebih kuat Selain penjara pikiran akan masa lalu yang melemahkannya Kulihat sosok itu memandangku nanar saat diri ini bercermin *Rizka* 1 Ramadhan 6 Mei 2019  

MENJEMPUT HIDAYAH

  Ini lagi ngomongin diri sendiri Saya pernah merasakan Yaa Allah buka Alquran berat banget. Punya anak satu pernah gabung di grup One Day One Juz (ODOJ). Awal-awal baca lancar sekali dan laporan sehari baca satu juz. Lama-lama imanku kayak roller coaster lagi turun tebing. Akhirnya off ODOJ (jangan ditiru yaaa) Lalu merasa butuh gabung di komunitas yang mendorong baca Alquran. Akhirnya gabung lagi...tapi yang ODALF alias only a half juz a day . Ceritanya masih sama, awal-awal manis banget laporan selalu on time , lama kelamaan ngos-ngosan lagi. Alasan pembenaranku waktu itu karena ada bayi. Si bungsu baru lahir. Mbak Admin ODALFnya baik banget (atau mungkin dia tahu kapasitasku?). Aku ditawari turun kelas. Masuk di grup One Day One Ayat. Alhamdulilah masih bertahan di situ. Dari sini aku memaknai bahwa ibadah itu kudu dipaksa. Kudu ngoyo. Hidayahnya dijemput, bukan diem bae. Bisa dengan gabung di grup-grup yang saling menyemangati. Salam Sayang Coretan Rizka

SEMUA BAIK-BAIK SAJA, KAMU SUDAH MELAKUKAN YANG TERBAIK

PERTANYAAN TEMATIK KELAS TIGA SD Si Sulung seperti biasa selama belajar di rumah saja karena pandemi ini selalu ada jadwal rutin berantem (Ehhh hahaha) belajar sama mamanya. Suatu hari saat menjawab buku tematik, ada satu pertanyaan yang sedikit menggelitik. Apa sikap kita jika ada teman yang bersikap tidak mau bersyukur pada diri sendiri? Jawaban si Sulung adalah menasihatinya yaa Mah, agar selalu bersikap baik dan penuh syukur. Berhubung diriku menyesuaikan jawaban dengan pemahaman si Sulung, maka kuiyakan saja jawabannya. padahal dalam hatiku justru menolak jawaban tersebut.  Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang bersikap tidak bersyukur. Pertama bisa jadi orang tersebut adalah kategori orang yang memang tidak pernah bersyukur akan banyak hal dan kedua dia sedang tertimpa musibah yang menyebabkannya berpikir serba pesimis dan tidak percaya diri terhadap dirinya. Apabila kondisinya adalah yang kedua, tentu menasihati bukanlah hal tepat. Kelak Si Sulung akan berada pada usia s...