Di sekitarku ada benda hidup dan benda mati. Anak-anakku adalah benda hidup yang memiliki akal, pikiran dan perasaan. Piring kotor tidak akan marah jika tidak segera kucuci, baju-baju tidak akan protes jika tidak segera kusetrika, karir adalah yang terbengkalai tidak akan sakit hati dan marah pada kita. Mereka semua hanya benda mati yang tidak akan terluka.
Tidak apa-apa jika saat ini waktuku disibukkan dengan anak-anakku. Aku jangan sampai melukai mereka. Anak-anakku sedang di usia yang sangat membutuhkan kehadiranku.
Suatu ketika anak-anakku akan memiliki kehidupannya sendiri. Mereka akan mengejar pendidikannya, mengejar karir dan berkeluarga. Suatu saat rumah ini akan sepi. Hanya sebentar saja waktu yang kulalui saat ini. Suatu saat mereka akan pergi meninggalkan rumah ini.
Suatu saat aku akan berada di masa ketika teriakan mereka sepanjang hari adalah hal yang kurindukan. Aku akan merindukan masa-masa sibuk membuatkan makanan untuk mereka. Aku akan merindukan masa ketika si bungsu tiba-tiba berlari kecil ke arahku, kemudian ia memeluk dan menciumiku tanpa alasan. Aku akan merindukan masa ketika si sulung tak hentinya bercerita betapa serunya ia di sekolah setelah hampir dua tahun sekolah di rumah akibat wabah Covid 19.
Saat ini aku sedang mengisi celengan rasa cinta dan rindu di hati anak-anakku. Kelak celengan itu akan semakin penuh. Kenangan indah bersama ayah dan ibunya yang akan tertambat di hati mereka. Waktuku yang selalu kuhabiskan untuk menjaga rumah selalu bersih, bebas dari piring kotor, baju bersih tertumpuk rapi di lemari tidak akan berada dalam ingatan mereka.
Anak-anakku adalah manusia berakal yang bisa terluka dengan sikap kita. Jika anak-anak yang membutuhkan kita terlewat waktunya maka tidak akan mungkin waktu itu bisa terulang lagi. Karir tidak akan terluka. Aku akan menjadikan anak-anakku sebagai karir dunia dan akhiratku. Mereka adalah skala prioritasku.
Komentar
Posting Komentar
Komentar yang baik-baik, karena tulisanmu adalah cerminan dirimu
(Saya berhak menghapus komentar jahat, berbau SARA dan pornografi)