Langsung ke konten utama

My Write is one of Legacy for my Kids

 

"Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar,maka menulislah" 

(Imam Al Ghazali)

Quote di atas merupakan salah satu quote favorit yang bisa jadi booster untuk menulis. 

Sejak jaman sekolah memang hobi banget yang namanya menulis di buku diary. Sekarang sudah punya dua anak juga masih hobi menulis, namun bukan lagi diary. Dulu niatnya menulis di buku diary adalah untuk menumpahkan berbagai emosi yang dialami ABG. Jadi pasti bisa ditebak gaya tulisannya seperti apa yaa. Yaaa mirip-mirip sama status alay di facebook jaman kuliah yang kalau diingatkan kembali oleh facebook pasti bakalan malu. Ha...ha...ha...

Baru- baru ini semangat menulis kembali hidup. Sejak awal 2020 ketika awal-awal Corona masuk ke Indonesia, saya bersama dengan para mama yang hobi nulis lainnya. Alhamdulilah sudah beberapa kali menerbitkan buku antologi yang temanya sekitar pernikahan,  parenting atau pengembangan diri. Beberapa judul buku antologi tersebut antara lainWonderful Journey, Muslimah Zaman Now, Rupanya Kau Memiliki Masa, The Miracle of Struggle dan Lembaran Baru.

Meski on off (banyak off-nya siih) menulis di blog menjadi hobi baru yang menyenangkan. Menulis adalah sebuah cara untuk penyembuhan diri, kontemplasi diri, self and soul healing. Sebuah kegiatan mindfulness yang membuatku merasa bisa berkomunikasi dengan jiwaku.

Pernah dengar sebuah ungkapan bahwa teko hanya akan mengeluarkan isinya? Sama halnya apa yang diucapkan atau ditulis seseorang sebetulnya mencerminkan bagaimana sebenarnya orang tersebut. Tulisan di blog atau media online merupakan jejak digital yang akan selalu bisa ditelusuri bahkan kelak oleh anak cucuku, maka aku harus menuliskan sesuatu yang berharga ketika kelak mereka membacanya. Tulisanku tidak hanya menjadi caraku untuk menyembuhkan diri, namun juga caraku untuk menjadi sosok yang lebih baik dan tulisanku tentu akan menjadi salah satu warisan bagi anak-anakku.

Send my luv to all of my reader

Rizka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bayangan dalam Cermin

Kulihat sesosok yang darinya tak ada yang lebih besar Selain nafsu dan serakahnya Kulihat sesosok yang darinya tak ada yang lebih miskin Selain ilmunya Kulihat sesosok yang darinya tak ada yang lebih tinggi Selain kesombongannya Kulihat sesosok yang darinya tak ada yang lebih ciut Selain nyalinya untuk bangkit Kulihat sesosok yang darinya tak ada yang lebih kuat Selain penjara pikiran akan masa lalu yang melemahkannya Kulihat sosok itu memandangku nanar saat diri ini bercermin *Rizka* 1 Ramadhan 6 Mei 2019  

MENJEMPUT HIDAYAH

  Ini lagi ngomongin diri sendiri Saya pernah merasakan Yaa Allah buka Alquran berat banget. Punya anak satu pernah gabung di grup One Day One Juz (ODOJ). Awal-awal baca lancar sekali dan laporan sehari baca satu juz. Lama-lama imanku kayak roller coaster lagi turun tebing. Akhirnya off ODOJ (jangan ditiru yaaa) Lalu merasa butuh gabung di komunitas yang mendorong baca Alquran. Akhirnya gabung lagi...tapi yang ODALF alias only a half juz a day . Ceritanya masih sama, awal-awal manis banget laporan selalu on time , lama kelamaan ngos-ngosan lagi. Alasan pembenaranku waktu itu karena ada bayi. Si bungsu baru lahir. Mbak Admin ODALFnya baik banget (atau mungkin dia tahu kapasitasku?). Aku ditawari turun kelas. Masuk di grup One Day One Ayat. Alhamdulilah masih bertahan di situ. Dari sini aku memaknai bahwa ibadah itu kudu dipaksa. Kudu ngoyo. Hidayahnya dijemput, bukan diem bae. Bisa dengan gabung di grup-grup yang saling menyemangati. Salam Sayang Coretan Rizka

SEMUA BAIK-BAIK SAJA, KAMU SUDAH MELAKUKAN YANG TERBAIK

PERTANYAAN TEMATIK KELAS TIGA SD Si Sulung seperti biasa selama belajar di rumah saja karena pandemi ini selalu ada jadwal rutin berantem (Ehhh hahaha) belajar sama mamanya. Suatu hari saat menjawab buku tematik, ada satu pertanyaan yang sedikit menggelitik. Apa sikap kita jika ada teman yang bersikap tidak mau bersyukur pada diri sendiri? Jawaban si Sulung adalah menasihatinya yaa Mah, agar selalu bersikap baik dan penuh syukur. Berhubung diriku menyesuaikan jawaban dengan pemahaman si Sulung, maka kuiyakan saja jawabannya. padahal dalam hatiku justru menolak jawaban tersebut.  Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang bersikap tidak bersyukur. Pertama bisa jadi orang tersebut adalah kategori orang yang memang tidak pernah bersyukur akan banyak hal dan kedua dia sedang tertimpa musibah yang menyebabkannya berpikir serba pesimis dan tidak percaya diri terhadap dirinya. Apabila kondisinya adalah yang kedua, tentu menasihati bukanlah hal tepat. Kelak Si Sulung akan berada pada usia s...